Menikmati udara pagi adalah hal yang indah untuk di lakukan. Menerawang ke atas langit biru yang megah, merasakan angin pagi yang masih segar dan baru, mendengarkan suara burung yang baru keluar dari sangkarnya, merasakan hangat mentari pagi yang menguning dan menembus kulitmu, sungguh indah beberapa kecil nikmat Tuhan yang diberikannya diatara beribu nikmat-Nya.
Beberapa langkah kecil dari tempat bernaung, beberapa orang telah keluar sejak lama dari dalam rumahnya, meencoba menyapa pagi di hari sabtu ini. Membersihkan halaman dari daunkering berguguran, berjalan- jalan, membeli makan, atau hanya sekedar duduk diluar untuk menikmati udara segar. Suasana di kota memang berbeda, dimana udara sejuk saat masih pagi hanya bisa dinikmati pada saat weekend saja, dimana saat hari kerja, semuanya sibuk dengan aktivitasnya.
Kalau mengingat kembalai di tempat asalku, saat liburan. Orang- orang disana menikmati udara pagi setiap harinya tanpa terlewat, berjalan diantara jalan setapak yang dikelilingi daratan hijau sawah serta padi yang menguning adalah hal yang dilakukan setiap harinya, itulah para petani yang dengan kesibukannya menghijaukan sawah di desa ku setiap hari. Kala difikir, memang hal yang menyenangkan dalam pekerjaan yang dimanjakan oleh alam sekitar pemberian Tuhan. Dalam kesederhanaan, tawa terlepas bercanda dengan yang lainnya, peluh jatuh bersama ayunan cangkul yang menghujam tanah.
Beberapa aktivitas yang dilakukan saat matahari terbangun, adalah membangunkan diriku sendiri, bergegas mendapatkan wudhlu dan mendirikan solat. Pagi masih buta dan suasana masih gelap saai itu, beberapa ayam berkokok diiringi dengan yang lainnya. Suasana masih gelap kala kulangkahkan kaki ini kedaratan luar, beberapa hal yang akan dilakukan saat itu adalah berjalan- jalan untuk menggerakkan kaki, dan menikmati udara pedesaan saat mentari belum tinggi.
Hari masih gelap saat ku melewati mesjid juga sekolah dasar didepannya, yang semuanya terletak diantara balai desa. Jalanan masih sepi belum banyak kendaraan yang lewat, yah memang desaku terletak di kaki gunung Ciremai, Kuningan Jawa Barat. Dikelilingi oleh kebun, pekuburan, dan juga sawah sehingga saat malam hari tiba jalan raya kami tidak terlalu banyak dilalui oleh kendaraan, didepan rumahku juga terdapat jalan namun sepi sehingga ku bisa tidur saat malam harinya.
Setelah melewati balai desa, ku berbelok menuju jalanan pesawahan. Inilah batas desa kami dengan yang lainnya, jika desa Konoha di pagari oleh pagar tinggi, dan desa Sunagakure dikelilingi oleh gurun pasir, maka desa ini Cibeureum dikelilingi oleh sawah dan perkebunan. Saat itu suasanan masih henig, langit pun masih gelap ku berlari kecil menyusuri jalan sambil sesekali menyapa orang- orang yang lewat yang hendak meladang. Begitu rajin, saat mentari terbit pun petani yang dominasinya sudah pada tua usianya sudah berativitas sepagi ini, mungkin inilah rahasia meraka hingga bisa panjang umur.
Lari ku tak terlalu cepat, namun mentari tengah merangkak mulai agak tinggi, sinarnya pun sudah mulai terlihat dibalik awan yang menguning. Membuat langit terlihat memerah dan mulai agak membiru, padi- padi, dan tanaman di sawah sudah mulai terlihat warna hijaunya, beserta orang- orang yang mulai berdatangan menjalankan aktivitasnya masing- masing ditengah ladang ini. Dan aku pun akhirnya sampai di ujung batas desa, sekedar berolahraga dan merenggangkan badan, melompat kecil dan senam, sambil melihat gunung Ciremai yang gagah menjulang, menerawang kabut dari kejauhan, menghirup udara dingin yang menyejukkan paru- paru, lalu berbalik arah berjalan menuju rumah.
Sesekali melihat kanan- kiri untuk menyaksikan aktivitas pagi, saat itu ladang sawah mulai ramai oleh orang yang bekerja, ada yang sedang mencangkul, mengobrol, atau sekedar melihat- lihat, ada juga yang tengah mencari rumput untuk pakan ternaknya, dan ada juga beberapa anak yang tengah lari pagi bersama yang lainnya, mentari mulai hangat lalu kulambatkan langkahku untuk sejenak menikmatinya. Diiringi dengan nyanyian burung yang megalun diatas langit, pandanganku menelisik aspal jalanan dan pulang.
(c) nurhidayat notes 2013. Diberdayakan oleh Blogger.