Hello, noerh here!

Cahaya mentari di bulan juni itu, hangat, kayak perapian kalo lagi pagi.
Cahaya mentari di bulan juni itu, hangat, kayak tungku tukang surabi.
Dua analogi itu, mengingatkan penulis pada dua hal yang berbeda yang penulis kangenin di masa- masa lalu, yang rasanya sama kayak masa dahulu, dan penulis rasa itu dirasain beberapa orang di bulan- bulan ini.

Jadi inget ketika masa- masa akhir- akhir SMA. Mataharinya anget gini kalo sore, agak panas dari yang biasanya. Selesai pulang sekolah sekitar jam 1 siang, setelah selesai shalat di mushola sekolah, berlanjut makan siang di rumah sahabat seperjuangan. Meski ampir setiap hari pas pulang sekolah mampir kerumahnya, dan dalam seminggu bisa tiga kali numpang makan di rumah dia. Sambil menunggu waktu untuk berangkat bimbel, kita mengobrol tentang banyak hal disekolah, galaunya dia, cita- cita kita, serta ngomongin beberapa pelajaran yang belum ngerti buat persiapan snmptn.

Emang matahari ulan juli itu, angetnya kayak mentari pagi.
Semuanya pasti tahu mentari pagi angetnya kayak gimana? emang dalah hal anget secara fisik bisa disandingin dengan angetnya perapian atao tungku ato kompor sekalipun. Tapi, ada hal yang lebih dibalik anget mentari pagi itu. Yang penulis rasain itu, ketika mentari pagi menyinari beberapa bagian tubuh kita, wajah, kaki, tangan perut, ya secara fisik provotamin D di tulang kita akan tersintasis dengan matahari itu, namun dengan merasakan angetnya mentari pagi, suasana hati kita menjadi hangat, serta suasana pagi dimana kita memulai hari jadi lebih semangat. Sama halnya dalam kita memulai sesuatu yang baru,

Sama halnya dengan penulis pada waktu itu dimana di dalam hati penulis banyak angan- angan akan hal yang akan dilakukan selepas melepas celana abu- abu. Pingin mulai sesuatu. Masuk ke PTN yang diidam- idamkan, di jurusan yang penulis inginkan, lalu lulus, bekerja dan memulai lagi sesuatu yang baru. Disela- sela itu memulai lagi sesuatu yang baru dan benar- benar baru. semuanya baru, sama halnya dengan mentari pagi yang menyemangati setiap orang yang baru  bangun dari paginya, lalu berangkat beraktivitas sesuai dengan keinginannya.

Mentari bulan juni, memang selalu kayak begitu.
Dan hari ini, sedang musimnya. Anak sekolahan segera melepas masa SMA nya untuk berlanjut menempuh studinya ke kampus yang ia inginkan, dengan berbagai macam mimpi yang tersimpan dalam lubuk hatinya. Memulai sesuatu yang baru pertama kali, menentukan masa depan dan hidup dalam sebulan ini. Lalu berdoa kepada Tuhan akan harapan serta cita- citanya semoga di kabulkan, dan menunggu hasil akan usaha yang sudah dikerahkan, Dan semoga, mentari ini akan terus hangat dan tak tertutup awan dengan langit yang mendung.