Gutten Morgen.

Selamat pagi, wahai lalat di kantin Pujasera, kamu udah makan apa hari ini? Sementara orang botak berkupluk didepanku sudah beberapa kali melahap paha ayamnya, dengan tambahan beberapa butir nasi goreng yang dipesan dari kantin langganannya, begitu juga saya hanya ikut saja memesan karena tak ada yang mau dipesan dan pusing juga saat memilih makanan dikala lagi lapar.

Banyak hal yang ingin ku ceritakan pada lalat pagi yang belum juga sarapan, dikarenakan tong sampah masih kosong, juga tak banyak makanan untuk dimakan. Beberapa piring yang tersisa juga tak banyak menyisakan nasi atau lauk pauknya, namun aku sisakan beberapa butir nasi goreng yang beberapa detik aku makan tadi. Memang hidup itu berat kawan, tapi kepakan sayapmu terlihat ringan membawa berat tubuhmu. Tak seperti aku yang berat dan tak punya sayap.

Ada hal yang ku tanyakan pada teman- teman mu yang sedang nongkrong di atas meja dan dibawah sinar mentari pagi. Kenapa mereka bisa begitu ringan terbang di dunia ini, dan kalian tak kurang satu kawanpun untuk terbang dikala lalat hanya dianggap hama yang harus dibasmi, dan adalah makhluk yang menjijikkan dikala melihat kaian berkerumun bersama- sama.

Kamu kenal nyamuk di kosan ku? yang setiap hari siang dan malam menemaniku kala bersantai, juga kadang hinggap mengajak ngobrol tanganku yang lagi gatal, terkadang juga mereka mati ditangan. Kemarin, beberapa temannya telah mati terkapar sehingga koloni mereka menjadi sedikit, beberapa juga terbang kabur sempoyongan dan akhirnya mati diterpa angin, beberapa juga mengungsi di balik pakaian- pakaian ku yang menggantung sehingga aku harus menyapa mereka dengan obat nyamuk elektrik dan aku jadi sering bersalaman dengan tangan terbuka kemereka, beberapa terlalu senang menerima sambutanku lalu akhirnya mati.

Pernahkah kau mengalami seperti itu? Tak seperti mereka kau terlihat bebas disini, tanpa beban dan terbang berlalu lalang. Jikalau saja nyamuk yang terbang berlalu lalang dan berserakan, maka tangan- tangan yang ingin berkenalan akan mengejar mereka, bukan begitu? Namun, tak seperti kalian, tangan- tangan itu begitu dingin untuk memukuli atau sekedar berkenalan dengan kalian.

Mau apa lagi. Ada hal yang kusimpulkan tentang kalian bersama dengan bau rerumputn yang terpangkasi di pagi hari ini.

Lalat sekali mengepakkan sayap ia hilang entah pergi kemana, mereka selalu berpindah dan tak pernah diam sedetikpun, tangan- tangan yang usil akan menyerah begitu saja untuk berkenalan atau memukul mereka. Saat mereka bergerak, mereka tak berisik, bergerak dengan diam tanpa mengganggu orang disekitarnya tak seperti nyamuk yang bergerak, terbang selalu membuat berisik dan risih orang disekitarnya.

Lalat tahu tempat mereka, dan orang- orang juga tahu tempat lalat, dan tempat manusia dengan lalat sangatlah berbeda sehingga tak saling mengganggu. Saat lalat berada ditempatnya (tong sampah), manusia tahu itu dan itu tak mengganggu karena manusia tak akan mendatangi tempat seperti itu. Saat lalat masuk rumah manusia, lalat yang mengganggu, namun ketika manusia yang masuk rumah lalat (tong sampah) manusia itulah yang mengganggu lalat. Berbeda dengan nyamuk, ia tinggal dan hinggap dimanapun mereka suka, itulah hal yang mengganggu manusia.

Lalat mengajarkan manusia akan arti sebuah kebersihan, dan menjadi parameter kebersihan manusia tersebut. Saat lingkungan kotor, lalat akan tertarik dengan hal itu maka manusia akan bertindak bukan dengan mengusir lalat namun memperbaiki kekotoran tersebut sehingga lalat tidak akan hinggap lagi. Lalat tak hinggap di tempat yang bersih, dan manusia tak tinggal di tempat yang kotor. Itulah hal yang membedakan dunia kita berdua.

Terlepas dengan pandangan seluruh manusia, bahwa lalat adalah binatang yang kotor dan menjijikkan. lalat tetap terbang dengan ringannya, membawa tubuhnya dengan sayap yang menari tanpa tertiup angin.

Beberapa hal yang ku pelajari dari lalat yang sedang terbang. Dan yang ku tahu lagi, bahwa mereka ingin hidup dan ingin tetap hidup, dan mereka juga telah mengetahui diri mereka, dan tempat mereka berasal. Tak seperti manusia, yang terus mencari dan mencari sampai akhir hayatnya.