Hidup ini adalah bagaimana kita
memainkan fikiran kita sendiri terhadap lingkungan. DIsaat lingkungan adalah
hal yang membuat kita merasa belum berhasil mengendalikannya, saat lingkungan
tak sesuai dengan harapan, itu semua tergantung pada persepsi kita atas keadaan
yang kita terima saat itu juga.
Seperti di film- film laga saat
seorang memegang senjatanya dan berhadapan langsung dengan musuh yang memegang
senjata juga, disaat bersamaan saling menodongkan dan pada keadaan tersebut
adalah keadaan paling stuck dan tak bisa melakukan apa- apa lagi selain tetap
waspada dan hanya berdoa. Meskipun dalam keadaan tersebut kedua orang yang
bermusuhan menodongkan senjatanya dalam keadaan diam, namun fikiran mereka tak
sediam itu, disanalah jalan fikiran mereka bergerak dan terus bergerak,
mengawasi dan terus mengawasi setiap gerik lawannya, bahkan kedipan mata
sekalipun, serta terus menjaga kewaspadaan karena lengah sedikit saja, pelatuk
lawan akan ditarik dan nyawa akan melayang. Pertarungan nyali, fikiran, dan keberuntungan.
Perbedaan manusia dengan makhluk
lainnya adalah manusia memiliki akal, dan nafsu. Dengan nafsu manusia
mengetahui apa yang ia inginkan, apa yang ingin ia raih, apa yang ingin ia
dapatkan, dan degan akal manusia dapat mengetahui bagaimana cara ia mencapai
apa yang ia inginkan.
Semesta, Lingkungan, dan induvidu
setiap manusia saling berhubungan dalam suatu timbal balik yang rumit, dalam
skala kecil ataupun besar semuanya saling terhubung bahkan dalam hal yang tak
bisa dibayangkan. Dalam skala kecilnya, misalnya interaksi antar manusia yang
didalamnya manusia bersosialisasi mencukupi kebutuhan hidupnya lahir dan batin,
dimana setiap induvidu manusia terhubung dengan satu yang lainnya, dengan
terjadi hubungan tersebut maka akan adanya timbal balik serta sebab- akibat
yang akan ditimbulkan oleh sikap serta sifat seorang individu dengan
lingkungannya.
“Perhatikan, apa yang kau
fikirkan, itu akan jadi apa yang kau katakan. Perhatikan apa yang kau katakana,
itu akan menjadi apa yang kau lakukan, perhatikan apa yang kau lakukan itu akan
menjadi sebuah kebiasaan, dan perhatikan apa yang kau biasakan, itu akan
menjadi sifatmu sendiri.”
Sebuah pepatah yang penulis
dapatkan dari dosen.
Segala sebab- akibat yang terjadi
dalam suatu lingkungan berasal dari interaksi antara komponen didalamnya.
Interaksi manusia berasal dari bersinggungannya sifat antara satu manusia
dengan satu manusia yang lainnya menjadi suatu interaksi yang berbagai macam
jenisnya. Berdasarkan pepatah diatas memang benar apa yang membuat manusia
terlihat adalah berawal apa yang difikirkan manusia tersebut. Jika seorang
manusia berfikiran sangat manis, maka ia akan terlihat manis juga. Jika
seseorang berfikiran bahagia, maka ia akan terlihat bahagia juga, apabila
seseorang berfikiran optimis, maka tingkah lakunya akan bersemangat.
Semua itu
berawal dari fikiran.
Hubungan interaksi akan
menghasilkan suati timbal balik dari suatu aksi dan reaksi. Hukum Aksi- reaksi
sendiri dalam fisika berbunyi bahwa gaya aksi yang diberikan akan sama besarnya
gaya reaksi yang ditimbulkan, namun dengan vector yang berlawanan. Begitu
pulalah berlaku dalam lingkungan sekitar, dimana apa yang kita lontarkan akan
kembali lagi pada kita dengan besar yang sama pula. Seperti kita mengucapkan
kebaikan kepada orang lain, maka tentu saja orang lain akan menjawab kebaikan
pula, seseorang yang menebar senyum kepada sesamanya tentu akan dibalas dengan
senyum pula, begitu hukumnya. dan berlaku untuk hal kebalikannya, semua itu
berasal dari fikiran.
Hukum aksi- reaksi dalam
interaksi lingkungan memberikan gambaran bahwa apa yang kita berikan akan sama
dengann apa yang kita dapatkan.. Jika seorang individu adalah subjek utama
dengan lingkungan sebagai sistemnya, maka subjek itulah yang mempengaruhi
system (dengan mengabaikan pengaruh fikiran individu lainnya). Dengan begitu
satu fikiran dari individu dapat mempengaruhi semestanya sendiri, sehingga
semestanya akan mengikuti dengan apa yang ia fikirkan. Seperti halnya dengan
setitik air yang jatuh dalam genangan air, riaknya akan meluas, lalu setelah
beberapa lama riak itu akan kembali menuju pusatnya.
Itulah kenapa sebuah doa yang dilontarkan untuk orang lain akan berlaku
juga untuk dirinya sendiri. Dan karena itulah dunia ini menjadi seperti apa
yang kau fikirkan.
“Bukan Bahagia yang membeli sebuah senyuman, namun Senyuman lah yang
membeli Kebahagiaan.”